Pak JK peringkat pertama disusul mbak Mega
Posted Mei 24, 2009
on:- Di: Opini | politics
- 6 Comments
Kadin hebat ketika menyelenggarakan acara penyampaian visi dan misi tiga calon presiden pada tayangan tiviwan minggu lalu. Hebatnya dimana? Acara berlangsung dengan blokking arena tapal kuda, capres berbicara ditengah arena kayak pemain teater sehinga gagasan yang disampaikan “murni” dari memory sang capres. Model arena tapal kuda ini tentu punya maksud untuk mengukur kemampuan memori , untuk mengganti istilah kehandalan seorang capres. Capres harus tampil tanpa teks. Kalau bicara di podium akan dapat menggunakan teleprompter untuk jaim, tampil gaya seolah olah tanpa teks.
Pak SBY tampil mempesona, sangat terlihat berwibawa sehingga ketika akan masuk arena sudah mendapatkan standing applause, sambutan tepuk tangan lebih lama dibanding dua capres lannya. Standing applause lantas membentuk nuansa bahwa SBY “diatas angin”, sehingga kemudian terbawa pada perasaan berada pada posisi lebih tinggi dari yang lain. Lalu garis bawah pembicaraan beliau porsinya lebih kepada menjelaskan atau tepatnya membantah prasangka berkembang bahwa SBY-Budiono adalah penganut ekonomi neo liberalis. Pihak lain tidak paham apa itu neolib dan harus diberi penjelasan. Ungkapan “they don’t understand” membekas diingatan. Namun dikalangan masyarakat awam ungkapan seperti itu hanya menyisakan tanda tanya saja.
Nah. Ternyata arena tapal kuda di Shangrila Hotel – Jakarta itu “makan korban” juga. Ketika dalam penyampaian visi misi itu SBY mengawalinya dengan mengatakan bahwa dia mempunyai prinsip “empat tidak”, Sayang, beliau hanya dapat menyebutkan “tiga tidak” saja karena “satu tidak”nya nggak muncul ketika diperlukan alias lupa. Mengapa dia lupa? Namanya saja lupa, jadi nggak usah ditanyakan mengapa. Kalaupun ditanyakan saya yakin “They don’t understand”.
Ketika menyampaikan visi misi ekonominya mbak Megawati tampil penuh percaya diri, mbak Mega sangat terbantu oleh presenter tiviwan yang membuka kata dengan “pujian” bahwa beliau adalah capres paling cantik. Tagline paling cantik memang seaslinya dari beliau. Sehingga waktu tagline diungkapkan kembali oleh presenter, membuat mbak Mega tertawa lepas, hadirin semua juga tertawa. Jadi telah ada sambung rasa antara mbak Mega dengan audiens yang tokoh tokoh pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia itu.
Itulah yang melepaskan “tekanan” emosi beliau sehingga tampil pede banget. Meski pede tetap saja kena. Ketika beliau mencoba menjawab satu pertanyaan dan meluncurlah kata kata ”..boleh yaa minta bantuan…”. Nah ungkapan seperti itu member kesan bahwa beliau tidak menguasasi apa yang dipertanyakan peserta. Demikian pula sepanjang penyampaian visi misi, beliau beberapa kali mengulang pernyataan bahwa pertanyaan peserta “sulit”. Kalau “sulit” dilontarkan sesekali saja, mungkin dapt dimaklumi sebagai satu gaya improvisasi ataupun cara rendah hati mengapresiasi pertanyaan, tetapi jika dilakukan berulang ulang “sulit” artinya yang di memory mbak Mega memang sulit itulah adanya. Mengurangi poin.
Tentu saja pak JK luput dari “jebakan” arena tapal kuda ini. Lihatlah, acara diselenggarakan oleh Kadin Indonesia, disana pak JK tentu lebih familiar. Tampil dengan cepat dan lancar dalam menjawab setiap pertanyaan tanpa keraguan sedikitpun, sehingga “pertunjukan” sangat bisa dinikmati. Terutama ketika dia ditanya tentang produk dalam negeri. Mencintai produk dalam negeri penting. Harus satu kata dengan pebuatan, ucapnya. JK mencontohkan dirinya memakai sepatu produk dalam negeri. Aksinya mencopot sepatu menunjukan produk Cibaduyut yang dipakainya, seluruh pemirsa tentu merasa terhibur denga sikap kesederhanaan beliau. Tapi bukan itu poinnya. Pak JK tampil prima pada acara penyampaian visi misi itu karena berada dilingkungan pengusaha, beliau tampil seperti di rumah sendiri.
Dari visi misi ketiga capres nampaknya tidak jauh berbeda, semuanya membangun bangsa demi kesejahteraan rakyat. Sebagaimana dikemukakan mbak Mega bahwa dia mencatat pembicaraan dua pesaing sebelumnya. Namun mbak mega lebih menegaskan tentang amanah konstitusi, UUD 1945 sebagai landasan membangun bangsa yang berdaulat, mandiri dan menjalankan ekonomi kerakyatan berdasarkan budaya sendiri. Kebijakan pro rakyat tanpa meminggirkan pengusaha. Apakah ini maknanya dikotomis rakyat versus pengusaha?
JK tampil dengan visi : Kemandirian Ekonomi Nusantara, misi bersama mensejahterakan rakyat secara lebih cepat dan lebih baik, sepertinya JK ingin hadir membawa misi yang lebih nasionalis. Baik mbak Mega maupun Pak JK memandang perlu campur tangan Negara untuk mengatur ekonomi demi mencapai kesejahteraan rakyat. Sementara SBY dianggap lebih membiarkan perkembangan ekonomi dengan orietasi global pasar bebas yang diistilahkan sebagai neo liberalis.
Padahal Pak SBY merasa tidak demikian, dalam hal mana beliau menepis prasangka tersebut dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengerti,”they don’t understand”. ucapnya. Entah yang digolongkan sebagai “mereka” itu termasuk saya? Pastinya tentu para pesaing pada pilpres Juli 2009, tukang kritik dan lawan politik lainnya. Bahkan pak SBY sempat mengatakan bahwa sebagai incumbent dijadikan musuh bersama. Sempat sempatnya menempatkan diri sebagai musuh bersama, suatu upaya pencitraan membentuk opini publik bahwa pihaknya telah didzalimi. Sekarang yang seperti itu tidak model lagi, banter dalam hati orang bilang… kasian deh lu.
Kalam penutup. Namun harus ada kesimpulan apa pendapat terhadap tampilan dari tiga capres yang telah menyampaikan visi misi pada acara Presiden Pilihanku oleh Kadin Indonesia dan tiviwan minggu lalu. Menurut saya. Peringkat pertama pak JK, peringkat kedua mabak Mega disusul pak SBY peringkat ketiga.
Catatan penanda: Menggunakan bahasa asing dalam konteks pergulatan politik nasional dikhawatirkan berakibat melekatkan karakter asing pada sosok seorang pemimpin dimata rakyatnya. Kalau keterusan, lama lama iso dadi londo ireng… :)( Syam Jr )
6 Tanggapan ke "Pak JK peringkat pertama disusul mbak Mega"

klw mnurut sya,SBY tetap no.1


“saya tidak HAPPY” , SBY ketika menegur kinerja pertamina
WOW saya tidak HAPPY, keseringan nonton Cinta Laura.
@Dui. klo gitu kita cari yang happy saja…ngemeng2 Dui tau khan lago dengan judul “dealova’…ada syairnya klo nggak salah gini…”cinta seperti udara yang kuhela dan kau selalu adaaa”


bravo JK!

Mei 24, 2009 pada 7:48 pm
Saya setuju kalau peringkat pertama adalah Pak JK. Rakyat Indonesia menyaksikan koq……..Bravo JK