Mydas
Posted Juli 3, 2009
on:- Ketika kita mencoba menjawab mengapa Mydas dalam mythology Yunani mendekat ke pusat kekuasasaan yaitu para dewa, ternyata keinginnya adalah agar dia mendapat kekuasaan untuk mengubah apa yang disentuhnya bisa berubah menjadi emas. Ketika kekuasaan itu didapatkan maka hasilnya adalah tragedy, roti dan anggur yang disentuhnya seketika berubah menjadi emas dan Mydas tewas karena kelaparan.
Dalam belantara politik, tokoh bin tokoh berupaya keras untuk merapat ke pusat kekuasaan. Pada musim pesta demokrasi seperti saat ini, espektasi membuat pilihan pilihan dimanakah gerangan pusat kekuasan itu berwujud. Berbagai cara ditempuh, berkata dan berlaku santun, halus, bahkan bisa kasar, hitam, merah biru lengkap dengan berbagai trik dan muslihat.
Kata disusun, argumen dibuat, data disanding, keputusan sudah bulat bahwa kekuasaan bisa didapat dari yang namanya presiden. Menjelang pilpres 2009 berbagai cara kampanye dilakukan yang menurut teorinya termasuk apa yang disebut sebagai bandwagon effect untuk memenangkan pemilihan dalam satu putaran. Angka angka menjadi data penting penciptaan informasi kearah mana rakyat hendak digiring.
Tanpa bermaksud menganalogikan Mydas dalam mythology Yunani dengan lembaga survey di Indonesia, tetapi sentuhannya pada angka angka dapat berubah menjadi “emas” dan menghasilkan bayaran tinggi mencapai 1,5 milyar rupiah apapun alasannya. Apakah bayarannya dalam bentuk bergepok uang merah gres dan wangi atau kebagian kekuasaan berupa jabatan yang diimpikan, kerja harus tuntas.
Semuanya menjadi sah sah saja dan nampak wajar atas nama kepentingan bagi mereka yang sedang mendekat ke pusat kekuasaan. Bahkan angka 70% estimasi kemenangan dilansir ke public sebagai nisbat karena diperoleh berdasarkan survey dengan metoda saintifik. Entahlah, apakah angka angka itu hasil sentuhan sebagaimana Mydas menyetuh anggur dan roti?
Berhembus nafas wangi dari Jombang, Jawa Timur yang mengingatkan tentang keyakinan akan takdir, qodha dan qadar. Info yang dilansir mengenai estimasi kemenangan 70% dianggap sebagai perilaku mendahului takdir serta sikap sekuler yang berarti bersalahan dengan keyakinan tradisional sebagaimana dianut ahlusunnah wal jamaah di Jawa Timur umumnya.
Bathin bertemu bathin membuka khasanah untuk melihat pedoman, berdoa memohon petunjuk agar ummat terayomi dengan tindakan bijak. Keputusanpun diambil yaitu membimbing ummat untuk memilih seorang mukhtasyar nadhiyin sebagai pemimpin periode mendatang. Tangan akan bergerak memilih siapa yang ada dihati dimana rahasia keajaiban disimpan.
Juli 4, 2009 pada 10:03 pm
amin..semoga saja angka-angka tersebut tidak membuat takabur dan merugikan diri sendiri eperti midas..
@Wahyono. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Taqabbalallahu minna wa minkum.