Jika Pak M.NUH Mundur…Siapa yang Mau?
Posted Oktober 17, 2009
on:“Saya diminta untuk membangun karakter yang kuat. Karakter yang dimaksud bukan sekadar kesantunan, tetapi juga kreativitas, inovasi, dan pribadi yang akrab dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,” demikian ungkap Prof. Muhammad Nuh kepada sejumlah wartawan, setelah dia mengikuti “tes kesiapan bertugas” di Puri Cikeas. Menurut berita Kompas.com, beliau diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Menteri Pendidikan Nasional KIB II 2009-2004.
Ungkapan beliau itu merupakan deskripsi tugas dan tanggung jawab seorang Menteri Departemen Pindidikan Nasional. Jadi itulah tujuan program pembangunan manusia Indonesia yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional pada periode mendatang. Kinerja Departemen Pendidikan Nasional diukur dan dinilai berdasarkan deskripsi semacam itu, siapapun figurenya yang akan menduduki jabatan tersebut.
Saya kira boleh disimpulkan bahwa apa yang diungkapkan oleh Prof. Muhammad Nuh adalah pandangan dan keinginan Presiden yang diamanatkan untuk jabatan Mendiknas. Itulah visi dan misinya. Karakter manusia Indonesia yang diinginkan presiden adalah manusia Indonesia yang santun, kreatif, inovatif, mempunyai kesadaran penuh pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupannya.
Jika boleh “sedikit rese”, kepengennya saya menambahkan deskripsi tersebut dengan satu kata ‘moral’ sehigga berbunyi yaitu sbb; ” Membangun moral bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yangmaha Esa, berkarakter santun, kreatif, inovtif dan mempunyai kesadaran penuh pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan berbangsa.”
Kenapa demikian? Karena apa yang diungkapkan Mohammad Nuh diawali dengan kata santun yang tentu korelasi dengan moral. Pendidikan dengan korelasi moral maka main stream nya adalah agama yang dalam hal ini berarti tugas dan tanggung jawab Depatemen Agama. Lantas apakah Mohammad Nuh , pakar elektonika, yang sekarang Menteri Komunikasi dan Informasi akan jadi Menteri Agama? He he he …tentu tidak demikian maksudnya.
Jadi bagaimana donk. Deskripsinya mungkin bisa dipilah dengan mengeluarkan satu kata ‘santun’ dari deskripsi tugas dan tanggung jawab Mendiknas. Tugas dan tanggung jawab membangunan ‘kesantunan’ bangsa ini dibebankan ke pundak Menteri Agama. Sehingga Departemen Agama mempunyai tugas dan tanggung jawab membangun moral bangsa yaitu membangun manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yangmaha Esa.
Departemen Agama tidak lagi mengurusi “perjalanan” haji dan umroh. Permasalahan visa, hotel, pemberangkatan, pemulangan dan transport jamaah haji dan umroh dtugaskan kepada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Mengenai ‘manasik’ haji , dan bimbingan ibadah tentu masih ada di Depag. Tugas membangun manusia Indonesia yang santun dipindahkan kepundak Menteri Agama.
Depdiknas bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, bertanggung jawab membangun manusia Indonesia yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkarakter kreatif, inovatif dan ekonomis. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang ‘santun’ nampaknya terlalu berat bagi tugas Mendiknas. Menurut saya akan bias dengan tugas Depag atau bahkan menjadi tumpang tindih.
Nah sekarang jika pak Muhammad Nuh menyatakan mundur karena merasa begitu berat tugasnya…adakah yang mau menggantikannya?
Enak aaja 😀
Tinggalkan Balasan